Pada Oktober 2021 Kota Tanjungpandan mengalami deflasi sebesar 0,44 persen dengan IHK 109,26. Dari 90 kota IHK, 68 kota mengalami inflasi dan 22 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sampit sebesar 2,06 persen dengan IHK sebesar 109,30 dan terendah terjadi di Banyuwangi dan Sumenep sebesar 0,02 persen dengan IHK masing-masing sebesar 104,64 dan 106,21. Sementara itu deflasi tertinggi terjadi di Kendari sebesar 0,70 persen dengan IHK sebesar 107,98 dan terendah terjadi di Bengkulu sebesar 0,02 persen dengan IHK sebesar 105,89.
Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya sebagian indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,48 persen serta kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,05 persen. Sementara itu, kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi yaitu: kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,01 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,24 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,11 persen; kelompok transportasi sebesar 0,80 persen; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,06 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,08 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,17 persen; serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,27 persen. Kelompok pendidikan tidak mengalami perubahan.Tingkat inflasi tahun kalender (Januari–Oktober) 2021 sebesar 2,46 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Oktober 2021 terhadap Oktober 2020) sebesar 3,96 persen.Kelompok energi pada Oktober 2021 tidak mengalami inflasi maupun deflasi dengan IHK sebesar 100,94. Sementara itu, komponen bahan makanan pada Oktober 2021 mengalami deflasi sebesar 1,93 persen dengan IHK 113,86.