Tidak
dipungkiri bahwa sampai dengan tahun 2017 ini, perekonomian dunia belum
bisa dikatakan stabil. Pertumbuhan ekonomi yang rendah di sejumlah
negara maju memicu rendahnya permintaan komoditas yang berujung pada
melemahnya harga komoditas menjadi salah satu faktor yang menyebabkan
lemahnya perekonomian di berbagai negara.
Tidak terkecuali dengan
Indonesia, juga terkena imbas dari melemahnya pasar komoditas dunia. Hal
ini karena Indonesia mengandalkan trade ekspor komoditas unggulan
sebagai penyokong perekonomian yang tercermin dari angka Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB). Tercatat adanya penurunan pertumbuhan ekonomi
Indonesia dari tahun 2012 (6,03 persen) hingga tahun 2016 (5,02 persen).
Berbagai daerah produsen komoditas ekspor Indonesia turut merasakan
ketidakstabilan dari aktivitas perdagangan global, salah satunya yakni
Kabupaten Belitung Timur. Perekonomian Belitung Timur selama ini
didorong oleh sektor pertambangan dan penggalian dari sisi produksi dan
didorong oleh ekspor dari sisi pengeluaran. Belitung Timur merupakan
salah satu kabupaten di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang memiliki
andil terhadap volume ekspor komoditas lada dan bijih timah di level
nasional. Tidak heran, lemahnya harga sejumlah komoditas ekspor unggulan
seperti lada dan karet, serta melesunya produksi timah menjadi pemicu
perlambatan pertumbuhan ekonomi di “Negeri Laskar Pelangi” ini.
Perlu digaris bawahi, perlambatan pertumbuhan ekonomi yang terjadi ini
bukan berarti perekonomian di Belitung Timur tidak tumbuh. Angka
perekonomian tetap tumbuh, hanya saja melambat dari tahun ke tahun.
Padahal, pertumbuhan ekonomi yang positif mampu mengindikasikan kinerja
perekonomian wilayah. Oleh karenanya, perlambatan pertumbuhan ini
mengindikasikan bahwa terjadi kelesuan di bidang perekonomian Belitung
Timur.
Berdasarkan grafik, terlihat jelas bahwa pertumbuhan
ekonomi di Kabupaten Belitung Timur periode 2012-2016 menunjukkan tren
yang menurun. Hal ini hampir menyerupai pola pertumbuhan ekonomi
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang juga cenderung menurun. Namun,
di tahun 2016 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menunjukkan adanya
sedikit peningkatan pertumbuhan ekonomi sedangkan Kabupaten Belitung
Timur belum menunjukkan adanya kenaikan pertumbuhan ekonomi. Meskipun
demikian, pertumbuhan ekonomi Belitung Timur pada tahun 2016 (4,19
persen) masih berada di atas pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung (4,11 persen).
Angin segar datang dari produsen
dalam negeri, PT Timah Tbk, yang menyatakan adanya target peningkatan
volume produksi dan penjualan. Optimisme ini didasari oleh menguatnya
tren harga timah sejak tahun 2016 yang lalu. Selain itu, diperkirakan
akan terjadi lonjakan permintaan dari pasar dunia untuk komoditas timah
ini karena sebelumnya sempat mengalami pembatasan produksi dalam rangka
misi penyelamatan lingkungan.
Optimisme sektor pertambangan dan
penggalian di tahun 2017 ini diharapkan mampu memperkuat perekonomian
Kabupaten Belitung Timur. Karena, net ekspor perdagangan merupakan salah
satu komponen dalam perhitungan pertumbuhan ekonomi di Belitung Timur.
Semua pihak berharap, kondisi pasar dunia akan stabil dan memiliki
dampak positif ke produsen komoditas ekspor seperti Kabupaten Belitung
Timur. (Kritik dan saran dapat disampaikan ke email penulis:
uswatunnurula@bps.go.id)