Hari Bank Nasional : Eksistensi Bank IndonesiaMengawal Inflasi Babel - Berita - Badan Pusat Statistik Kabupaten Belitung Timur

Butuh Bantuan? Chat melalui WhatsApp pada tombol di pojok kanan bawah

Saat ini Publikasi Kabupaten Belitung Timur Dalam Angka 2025 Telah Tersedia dan bisa diakses pada menu publikasi.

Hari Bank Nasional : Eksistensi Bank IndonesiaMengawal Inflasi Babel

Hari Bank Nasional : Eksistensi Bank IndonesiaMengawal Inflasi Babel

6 Juli 2019 | Kegiatan Statistik Lainnya


Bank merupakansuatu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat berbentuk simpanan yang kemudian disalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk lainnya guna meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Tentu saja eksistensi bank tidak sesederhana penjelasan di atas. Jika ditarik jauh ke belakang, asal muasal bank mulanya dikarenakan tidak praktisnya transaksi barter yang dilakukan pada zaman dahulu. Orang bertransaksi dengan menukar barang yang dimiliki dengan barang yang diinginkan. Hal ini dianggap tidak praktis karena belum tentu pemilik barang yang kita inginkan, menginginkan barang yang kita miliki. Kemudian muncullah bankir pedagang emas, dimana orang dapat membeli barang yang diinginkan dengan menukarkan kepingan emas yang dianggap sebagai logam mulia. Dimulailah babak baru perdagangan dengan menggunakan emas sebagai media tukarnya. Dengan menggunakan emas masyarakat dapat  mengukur nilai barang yang dimiliki dengan sebuah nilai yang nyata wujudnya. Tentu saja mudah ditebak apa kelemahan penggunaan emas sebagai alat tukar. Tingkat kriminalitas tinggi, pencurian dimana-mana dan rasa khawatir akan memiliki emas sebagai alat tukar semakin menjadi-jadi.

Kemudian para bankir pedagang emas menawarkan sebuah solusi dengan menyediakan tempat penyimpanan yang aman serta ketat dengan penjagaan dengan mengharapkan sedikit imbalan dari kepemilikan emas yang dipegang oleh masyarakat. Di sinilah awal mula Bank mengurus nilai tukar yang diakui oleh masyarakat. Selanjutnya bankir memberikan sebuah kertas yang beruliskan IOU atau yang merupakan singkatan dari I owe You (saya berhutang padamu) dengan tertera nilai di atasnya. Penggunaan kertas inilah yang mirip halnya dengan yang dimiliki masyarakat saat ini yakni surat hutang dengan nilai wujud yang nyata. Uniknya kehadiran bank central di suatu negara bersifat independen. Sifat ini lah yang membuat pemerintah tidak dapat ikut campur 100 persen dalam kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh bank central. Hadirnya bank central seperti ini yang membuat masyarakat yakin bahwa kertas yang diterbitkan oleh bankir akan berharga seperti halnya nilai emas dan dapat ditukarkan dengan barang yang kita inginkan.

Di Indonesia sendiri, perkembangan bank dimulai dari masa pendudukan Belanda, dengan berdirinya tiga bank yang merupakan bank yang bekerja sama dengan pemerintah, yakni De Javasche Bank N.V., berdiri pada tanggal 10 Oktober 1827, selanjutnya dinasionalisasikan oleh pemerintah RI pada tanggal 6 Desember 1951 dan akhirnya menjadi bank sentral di Indonesia berdasarkan UU No.13 Tahun 1968. Bank kedua yaitu Bank Tabungan Negara (BTN). Berdasarkan UU No.20 Tahun 1968 BTN resmi menjadi nama baru dari sebuah bank yang bernama De Postpaarbank, berdiri pada tahun 1898. Sedangkan bank ketiga yaitu De Algemene Volkscreditietbank, berdiri pada tahun 1934 di Jakarta (dahulu Batavia), tatkala Jepang menjajah Indonesia, bank ini diambil oleh lembaga kredit Jepang yang kemudian diubah nama menjadi Syomin Ginko . Setelah kemerdekaan nama Syomin Ginko berubah menjadi Bank Rakyat Indonesia (BRI).

5 Juli merupakan tanggal yang bersejarah bagi perkembangan bank di Indonesia sebab pada tanggal 5 Juli 1946, berdiri Bank Negara Indonesia yang merupakan bank pertama milik negara yang lahir setelah kemerdekaan Indonesia. BNI kemudian ditetapkan sebagai bank pembangunan dan diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa pada tahun 1950 dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri. Pada akhirnya, tanggal 5 Juli sebagai tanggal pendirian Bank Negara Indonesia diperingati sebagai Hari Bank Nasional.

 

Apa Jadinya Hidup Tanpa Bank ?
Manusia memiliki banyak sekali kebutuhan hidup, mulai dari kebutuhan dasar seperti berbelanja kebutuhan pangan, pakaian , rumah hingga kebutuhan lainnya seperti menonton bioskop atau berlibur. Untuk bisa memenuhi kebutuhan tersebut kita memerlukan uang. Uang disini merupakan alat tukar yang terjamin dan stabil. Terjamin artinya diakui oleh seluruh kalangan dan stabil nilainya. Bayangkan saja apabila nilai uang tidak stabil dan bergejolak.Sebagai contoh untuk berbelanja kebutuhan bulan ini kita memerlukan uang sejumlah Rp. 500.000,- .Tiba-tiba bulan depan saat kita akan berbelanja lagi dengan jumlah kebutuhan yang sama harganya sudah naik dua kali lipat. Dengan uang yang ada di gengaman saat ini, kita hanya bisa memperoleh setengah dari barang yang kita butuhkan. Artinya nilai uang kita sudah berkurang separuhnya. Nilai uang yang berubah-ubah dalam waktu singkat ini akan membuat kehidupan masyarakat semakin sulit. Kenaikan harga yang terus menerus seperti inilah yang disebut dengan inflasi.

Inflasi bukanlah hal yang harus kita hindari, namun inflasi juga perlu agar perekonomian tetap tumbuh dalam koridor yang terjaga. Namun inflasi yang sangat berlebihan justru akan memicu keresahan bagi semua kalangan entah itu bagi orang kaya yang bingung untuk berinvestasi, atau bagi orang miskin yang bingung untuk memenuhi kebutuhan konsumsi. Di sinilah peran Bank Indonesia dalam menjaga kestabilan nilai mata uang dengan kebijakan moneter yang dimilikinya. Kebijakan moneter ini hanya dimiliki oleh Bank Central yakni Bank Indonesia. Pemerintah tidak punya kuasa mengenai kebijakan ini. Dengan kata lain Bank Indonesia menjaga agar tingkat inflasi berada pada tingkat yang telah ditetapkan bersama dengan pemerintah. BI memiliki beberapa instrumen yang digunakan untuk menekan angka inflasi agar tidak bergejolak.

Instrumen yang palingsering kita dengar tentu saja suku bunga kebijakan BI atau BI-rate. BI Rate ditentukan melalui Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia. Penentuan tingkat BI rate ini akan memengaruhi tingkat inflasi di masyarakat. Apabila Rapat Dewan Gubernur BI melihat indikasi resiko perekonomian yang memanas, seperti jumlah uang beredar terlalu banyak, defisit transaksi berjalan membesar, hutang luar negeri naik yang menyebabkan tekanan inflasi akan lebih tinggi dari kisaran targetnya. Untuk itu BI akan menaikkan BI-rate untuk menjaga ekspektasi masyarakat sehingga masyarakat akan cenderung untuk menyimpan uangnya di Bank dengan harapan memperoleh bunga yang besar.

Bukan hanya menjaga harga di kota, BI juga menjaga kestabilan harga di pedesaan. Caranya dengan bekerja sama dengan pemerintah dalam sebuah forum yang dinamakan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Berbagai upaya ini digunakan BI untuk menjaga kestabilan harga di seluruh wilayah di Indonesia demi kesejahteraan bersama. Untuk menjaga sifat netralitas dan independensi, Badan Pusat Statistik hadir sebagai lembaga pemerintah yang tersebar di seluruh Indonesia secara independen tanpa intervensi BI maupun penguasa dalam menghitung nilai Inflasi. Tak terkecuali BPS Kepulauan Bangka Belitung.

Angka release inflasi terakhir yang dilakukan oleh BPS menunjukkan adanya perbedaan arah inflasi antara dua kota yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pada laman Berita Resmi Statistik yang diterbitkan pada tanggal 1 Juli 2019 kemarin menunjukkan bahwa Kota Pangkalpinang mengalami inflasi 0,99 persen yang diduga terjadi karena kenaikan harga bahan makanan sebesar 3,89 persen, kelompok sandang sebesar 0,26 persen. Sementara itu di Kota Tanjung Pandan justru mengalami deflasi 0,41 persen akibat turunnya kelompok bahan makanan sebesar 1,03 persen dan kelompok, transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 1,43 persen. Tentu saja ini menjadi hal yang menarik untuk dinanti langkah-langkah apa yang dilakukan oleh Bank Indonesia menanggapi perbedaan arah inflasi di kedua kota yang masih berada dalam satu provinsi ini.

Ditulis Oleh:

Royhan Faradis S.ST

Fungsional Statistisi BPS Kab. Belitung Timur

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik Kabupaten Belitung Timur (Statistics of Belitung Timur Regency)Jl. Raya Manggarawan Desa Padang Manggar

Kepulauan Bangka Belitung Indonesia

Telp (0719) 9220090

9220091

Mailbox : bps1906@bps.go.id

logo_footer

Hak Cipta © 2023 Badan Pusat Statistik