21 Juni 2019 | Kegiatan Statistik Lainnya
Sekolah adalah kesempatan, berkah, dan kegembiraan.
Kalimat tersebut tertulis di salah
satu sudut Museum Kata milik Andrea Hirata. Lewat salah satu karyanya yang difilmkan dan
menjadi populer, Andrea Hirata menceritakan perjuangan menggapai pendidikan di
tanah Belitong. Film yang berjudul Laskar Pelangi ini mengkisahkan tentang anak-anak
yang berjuang mengenyam pendidikan di sebuah sekolah tingkat dasar. Siapa pun
yang telah menonton film fenomenal tersebut pasti sepakat bahwa perjuangan
untuk meraih pendidikan di tanah Belitong yang digambarkan tidaklah mulus.
Hari ini, anak-anak
di tanah Belitong tidak sedang memperjuangkan pendidikan pada tingkat sekolah dasar.
Mereka sedang bertaruh untuk melanjutkan mimpi mereka ke bangku kuliah atau
cukup dengan ijasah SMA/SMK-nya, kemudian mencari pekerjaan. Kedua pilihan tersebut memiliki konsekuensi
yang tidak mudah. Sebagai daerah kepulauan, khususnya di pulau kecil seperti
Pulau Belitung, beberapa aspek menjadi sulit karena ketidaktersediaan
fasilitas.
Pulau
Belitung, atau Belitong dalam bahasa setempat, terletak di lepas pantai timur
wilayah Sumatera. Pulau Belitung merupakan pulau terbesar kedua setelah Pulau
Bangka di wilayah administrasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, terdiri dari
Kabupaten Belitung dan Kabupaten Belitung Timur. Pulau Belitung menjadi salah
satu penopang terbesar perekonomian di provinsi ini karena memiliki kekayaan
sumber daya alam yang cukup tinggi.
Di pulau ini, lada putih (sahang)
menjadi salah satu kekayaan dari segi pertanian. Selain itu, yang tidak kalah
bernilai yaitu hasil timahnya yang sempat menjadi lapangan pekerjaan utama
tempat bergantung masyarakat setempat. Belum lagi hasil perikanannya yang juga
menjadi sumber mata pencarian masyarakat. Terakhir, objek wisatanya yang
terkenal di Indonesia sampai dengan wisatawan negara sebelah, Malaysia dan
Singapura.
Akan tetapi, kekayaan alam tidak
serta merta menjamin kemakmuran dan kemajuan kualitas masyarakatnya terutama
dari segi pendidikan. Khususnya untuk Kabupaten Belitung Timur yang menjadi wilayah
terjauh dari pusat provinsi. Dari segi pendidikan, anak-anak di Belitung Timur
lebih “tidak beruntung” dibandingkan dengan anak-anak di Kabupaten Belitung
karena tidak ada sekolah tinggi maupun universitas satu pun di Belitung Timur
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS)
dalam publikasi Statistik Kesejahteraan Rakyat Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung Tahun 2018, hanya terdapat 7,43 persen penduduk di Kabupaten Belitung
Timur yang memiliki ijasah sarjana. Sarjana yang dimaksudkan adalah mereka yang
memiliki ijasah D1/D2, D3, D4/S1, atau S2/S3. Persentase dihitung dari penduduk
yang berusia 15 tahun ke atas.
Persentase lulusan sarjana di
Kabupaten Belitung Timur lebih sedikit dibandingkan di Kabupaten Belitung yang
mencapai 8,89 persen. Hal ini wajar mengingat di Kabupaten Belitung telah
tersedia sarana pendidikan setingkat sekolah tinggi atau universitas. Oleh
karena itu, ketersediaan fasilitas pendidikan di suatu daerah berpengaruh
signifikan terhadap tingkat pendidikan masyarakat daerah tersebut.
Fasilitas pendidikan yang sulit
diakses karena jarak yang jauh menyebabkan pembengkakan biaya pendidikan. Oleh
karena itu, anak-anak di Kabupaten Belitung Timur yang ingin melanjutkan
pendidikan tinggi harus merogoh kocek lebih dibandingkan yang lain. Biaya
perjalanan dan akomodasi selama menempuh pendidikan yang jauh dari tempat asal
harus menjadi beban tersendiri. Akhirnya, tidak semua lapisan masyarakat mampu
menyekolahkan anaknya ke jenjang sarjana karena faktor biaya.
Meskipun demikian, terdapat
alternatif lain untuk menempuh pendidikan tinggi di Belitung Timur tanpa harus
jauh-jauh ke kabupaten/kota lain yaitu dengan jalur Universitas Terbuka (UT).
Namun, pilihan ini terdapat konsekuensi lain seperti kualitas dan atmosfer yang
berbeda dengan sekolah tinggi atau universitas pada umumnya. Untuk anak-anak yang baru saja
lulus dari pendidikan sekolah menengah tingkat atas, iklim sekolah tinggi dan
universitas yang hadir secara fisik bisa mempengaruhi cara berpikir dan kreativitas
mereka. Kemudian akan berdampak positif terhadap kualitas sumber daya manusia
nantinya.
Harapannya, semoga mimpi anak-anak di
Belitung Timur untuk mendapatkan pendidikan tinggi berkualitas bisa
terealisasi. Tanpa harus mengeluarkan biaya besar. Kesempatan ini sudah
selayaknya diperjuangkan agar menjadi bekal mereka membangun daerahnya sendiri.
Mimpi adalah kunci, untuk kita menaklukkan dunia –kutipan syair lagu “Laskar Pelangi”.
Oleh: Uswatun Nurul Afifah
(Statistisi Pertama BPS Kab Belitung Timur)
Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik Kabupaten Belitung Timur (Statistics of Belitung Timur Regency)Jl. Raya Manggarawan Desa Padang Manggar
Kepulauan Bangka Belitung Indonesia
Telp (0719) 9220090
9220091
Mailbox : bps1906@bps.go.id